kalender

Senin, 20 Februari 2017

LIRIK I WILL GO TO YOU LIKE THE FIRST SNOW - AILEE ( OST GOBLIN PART 9) { HANG-ROM-ENG-INDO }

HANGUL

널 품기 전 알지 못했다
내 머문 세상 이토록
찬란한 것을
작은 숨결로 닿은 사람
겁 없이 나를 불러준 사랑

몹시도 좋았다
너를 지켜보고 설레고
우습게 질투도 했던
평범한 모든 순간들이

캄캄한 영원
그 오랜 기다림 속으로
햇살처럼 니가 내렸다

널 놓기 전 알지 못했다
내 머문 세상 이토록
쓸쓸한 것을
고운 꽃이 피고 진 이 곳
다시는 없을 너라는 계절

욕심이 생겼다
너와 함께 살고 늙어가
주름진 손을 맞잡고
내 삶은 따뜻했었다고

단 한번 축복
그 짧은 마주침이 지나
빗물처럼 너는 울었다

한번쯤은 행복하고
싶었던 바람
너까지 울게 만들었을까

모두, 잊고 살아가라
내가 널, 찾을 테니
니 숨결, 다시
나를 부를 때

잊지 않겠다
너를 지켜보고 설레고
우습게 질투도 했던
니가 준 모든 순간들을

언젠가 만날
우리 가장 행복할 그날
첫눈처럼 내가 가겠다

너에게 내가 가겠다

ROMANIZATION

neol pumgi jeon alji moshaessda
nae meomun sesang itorok
chanranhan geoseul

jageun sumgyeollo daheun saram
geop eopsi nareul bulleojun sarang

mopsido johassda
neoreul jikyeobogo seollego
useupge jiltudo haessdeon
pyeongbeomhan modeun sungandeuri

kamkamhan yeongwon
geu oraen gidarim sogeuro
haessalcheoreom niga naeryeossda

neol nohgi jeon alji moshaessda
nae meomun sesang itorok
sseulsseulhan geoseul

goun kkocci pigo jin i gos
dasineun eopseul neoraneun gyejeol

yoksimi saenggyeossda
neowa hamkke salgo neulkeoga
jureumjin soneul majjapgo
nae salmeun ttatteushaesseossdago

dan hanbeon chukbok
geu jjalpeun majuchimi jina
bismulcheoreom neoneun ureossda

hanbeonjjeumeun haengbokhago
sipeossdeon baram
neokkaji ulge mandeureosseulkka

modu, ijgo saragara
naega neol, chajeul teni
ni sumgyeol, dasi
nareul bureul ttae

ijji anhgessda
neoreul jikyeobogo seollego
useupge jiltudo haessdeon
niga jun modeun sungandeureul

eonjenga mannal
uri gajang haengbokhal geunal
cheosnuncheoreom naega gagessda

neoege naega gagessda
[INDONESIA TRANSLATION]

Sebelum aku menggenggammu, aku tidak tahu
Di dunia mana aku berada
Yang berkilauan ini

Aku mencapaimu dengan nafas kehidupan kecil
Ini adalah cinta yang berseru kepadaku tanpa takut

Aku sangat menyukainya
Memandangimu, hatiku berdebaran
Bahkan saat aku cemburu buta
Semua kenangan yang sederhana

Dalam keabadian yang gelap
Dalam penantian yang panjang
Seperti sinar matahari, kau datang padaku

Sebelum aku melepaskanmu, aku tidak tahu
Di duniaku berada ini
Begitu kesepian

Bunga-bunga cantik bermekaran dan layu di sini
Waktu akan dirimu tidak akan pernah datang lagi

Aku mulai menjadi serakah
Aku ingin hidup bersamamu, menjadi tua bersamamu
Memegang tangan keriputmu
Dan mengatakan betapa hangatnya hidupku

Itu hanya satu keajaiban
Setelah pertemuan yang pendek
Kau menangis seperti hujan

Aku ingin bahagia untuk sekali
Tapi itu membuatmu menangis

Lupakan segalanya dan mulai dari awal
Karena aku akan datang padamu
Saat nafasmu memanggilku kembali

Aku tidak akan pernah lupa
Memandangimu, hatiku berdebaran
Bahkan saat aku cemburu buta
Semua kenangan yang kau berikan padaku

Suatu hari, kita akan bertemu lagi
Itu akan menjadi hari yang paling bahagia
Aku akan datang padamu seperti salju pertama turun

Aku akan datang padamu

[ENGLISH TRANSLATION]

Before I held you, I didn’t know
That the world I was in
Was this bright

I reached you with a small breath of life
It’s a love that called out to me fearlessly

I liked it so much
Watching over you, my heart fluttering
Even when I was ridiculously jealous
All of those ordinary moments

In the dark eternity
In that long wait
Like sunshine, you fell down to me

Before I let go of you, I didn’t know
That the world I am in
Was this lonely

Pretty flowers bloomed and withered here
The season of you will never come again

I started to become greedy
I wanted to live with you, grow old with you
Hold your wrinkled hands
And say how warm my life was

It was just one blessing
After that short encounter
You cried like the rain

I wanted to be happy for once
But that made you cry

Forget everything and move on
Because I will go to you
When your breath calls out to me again

I won’t ever forget
Watching over you, my heart fluttering
Even when I was ridiculously jealous
All of those moments that you gave to me

Some day, we’ll meet again
It’ll be the happiest day
I will go to you like the first snow

I will go to you

Senin, 17 Oktober 2016

MAKALAH LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

MAKALAH

“LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM”

MAKALAH INI DISUSUN SEBAGAI TUGAS
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

DOSEN PENGAMPU: MARLINA, M.Pd.I






DISUSUN OLEH             : MITA NURHABIBAH
NIM                                   : 14723023
PROGRAM STUDI         : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER                     : V (LIMA)



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NURUL HUDA TANAH MERAH KAMPUS C
2016 M/1438 H
KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الحيم

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah–Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Landasan Pengembangan Kurikulum PAI ini.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah berusaha untuk  dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya saya menghadapi kesulitan, karena keterbasan ilmu  pengetahuan dan  keterampilan yang saya miliki.
Ucapan terima kasih dan rasa penghargaan saya berikan kepada semua pihak yang telah membantu serta membimbing sehingga tersusunnya makalah ini, khususnya: 
1.      Ibu Marlina, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI.
2.      Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada saya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan dalam menyusun makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun saya harapkan, agar dikemudian hari saya dapat menyusun dengan lebih baik, dan saya minta maaf atas kekurangan, walau demikian saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
                                                                     
 Tanah Merah, Oktober 2016

                                                                                                        Penyusun


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL..............................................................................................   i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C.     Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Hakekat Kurikulum PAI............................................................................. 3
B.     Pengertian Landasan KurikulumPAI.......................................................... 4
C.     Landasan Pengembangan Kurikulum PAI.................................................. 5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                                 

A.    Latar Belakang
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunnyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum didalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrument dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum disetiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
Oleh karena itu kurikulum dalam pendidikan perlu mempunyai perhatian yang besar baik bagi pemerintah sebagai penanggung jawab umum atau pihak sekolah yang turun langsung mengimplementasikan kurikulum tersebut ke peserta didik, dengan berlandaskan pada teologis, filosofis, psikologis, sosiologis dan sosio-budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta bersifat dinamis agar tujuan pendidikan bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.



B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Hakekat Kurikulum PAI?
2.      Apa Pengertian Landasan Kurikulum PAI?
3.      Apa Landasan Pengembangan Kurikulum PAI?

C.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Hakekat Kurikulum PAI.
2.      Untuk Mengetahui Pengertian Landasan Kurikulum PAI.
3.      Untuk Mengetahui Landasan Pengembangan Kurikulum PAI.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Hakekat Kurikulum PAI
Kurikulum bukan berasal dari bahasa Indonesia, tetapi berasal dari bahasa Latin yang kata dasarnya adalah currere, secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan batas finish. Namun dalam kesehariannya banyak yang mengartikan bahwa kurikulum adalah rencana pendidikan, mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, dan yang populernya yaitu “the of a school is all experiences that pupils have under the guadience of the school” yaitu segala pengalaman anak di sekolah di bawah bimbingan sekolah. Definisi yang mirip seperti itu diberikan antara lain oleh Harold Alberty, John Kerr dan lain-lain.[1]
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan tertentu.[2]
Kurikulum merupakan program pendidikan bukan program pengajaran, yaitu program yang direncanakan, diprogramkan dan dirancangkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu lalu, sekarang maupun yang akan datang. Berbagai bahan ajar tersebut direncanakan secara sistemik, artinya direncanakan dengan memperhatikan keterlibatan berbagai faktor pendidikan secara harmonis. Berbagai bahan ajar yang di rancang tersebut harus sesuia dengan norma-norma yang berlaku sekarang.
Jadi, kurikulum ialah: suatu program pendidikan yang berisikan berbagi bahan ajar dan penglman belajar yng diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.[3]

B.     Pengertian Landasan Kurikulum PAI
Pengertian landasan Menurut Hornby c. s. dalam “The anvance leaner’s dictionari of current English” mengemukakan definisi landasan sebagai berikut : “faoundation …. that on which an idea or belief rest an underlying principle’s as the foundations of religious belief the basis or starting point…”. Jadi menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari sesuatu. Contohnya dalam agama Islam yang menjadi landasan utama umat muslim dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT adalah al-qur’an dan sunnah. Jadi, landasan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan atau prinsip yang bersumber dari kepercayaan dan menjadi sandaran atau pijakan untuk pengembangan kurikulum yang dinamis.[4]
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat signifikan, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung atau rumah yang tidak menggunakan landasan atau pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi goncangan yang kencang, bangunan tersebut akan mudah roboh. Demikian pula dengan halnya kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum terebut akan mudah terombang-ambing dan yang menjadi taruhannya adalah manusia sebagai peserta didik yang dihasilkan oleh pendidik itu sendiri.
Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum diantaranya Robert S. zais mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum, yaitu : “Philosopy and nature of knowledge, society and culture, the individual dan learning theory”.  Sedangkan S. Nasution berpendapat dalam bukunya “ Pengembangan Kurikulum” yaitu asas filosofis yang pada hakikatnya menentukan tujuan umum pendidikan, asas sosiologis yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, asas organisatoris yang memberikan dasar-dasar dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu disusun, bagaimana luas dan urutannya dan asas  psikologis yang memberikan prinsip-prinsip tentang perkembangan anak dalam berbagai aspek serta caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat dicernakan dan dikuasai oleh anak sesuai dengan taraf perkembangnnya.
Landasan itu sama dengan dasar-dasar. Seringkali istilah pembinaan dan pengembangan dalam pemakaiannya menyatu dan kabur. Pembinaan menunjukkan pengertian bahwa suatu upaya atau kegiatan mempertahankan, penyempurnaan dan perbaikan yang telah ada dianggap baik berdasarkan suatu ukuran/kriteria tertentu mencapai sasaran yang diharapkan. Sedangkan Pengembangan di sini menunjukkan pada kegiatan yang menghasilkan alat, sistem atau cara baru melalui langkah-langkah penyusunan, pelaksanaan dan penyempurnaan atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan pengembangan tersebut.[5]
Dengan demikian landasan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, landasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.

C.    Landasan Pengembangan Kurikulum PAI
Landasan Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, pada hakikatnya adalah faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau merencanakan  suatu kurikulum lembaga pendidikan. Landasan-landasan  tersebut antara lain :
1.      Landasan Teologis (Agama)
Dasar teologis adalah dasar yang ditetapkan nialai-nilai ilahi yang terdapat pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan nilai yang kebenarannya mutlak dan universal.
Prinsip dalam pendidikan Islam tentang penyusunan kurikulum menghendaki keterkaitannya dengan sumber pokok agama yaitu al-Qur’an dan Hadis. Prinsip yang ditetapkan Allah SWT. dan diperintahkan Rasulullah Saw. berikut ini dapat dijadikan pegangan dasar kurikulum tersebut:
a.       “Carilah segala apa yang telah dikaruniakan Allah kepadamu mengenai kehidupan di akhirat dan janganlah kamu melupakan nasib hidupmu di dunia dan berbuatlah kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”. (Q.S. Al-Qisas : 77)
b.      Sabda Rasulullah : Barangsiapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmunya dan barang siapa menghendaki akhirat (kebahagiaan hidup di akhirat) hendaklah ia menguasai ilmunya, dan barangsiapa menghendaki keduanya, maka hendaklah ia menguasai ilmu keduanya. (Hadist Nabi).
Dari dasar-dasar kurikulum tersebut diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan formal yang terdapat pada kurikulum pendidikan agama Islam. Merujuk kurikulum pendidikan formal yang terdapat di sekolah dan madrasah di Indonesia, maka batasan atau konsep kurikulum mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
Dasar kurikulum secara umum dapat ditarik secara khusus ke dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam yang tentunya al-Qur’an sebagai dasar pokoknya.
Dalam mengembangkan kurikulum sebaiknya berlandaskan pada Pancasila terutama sila ke satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di Indonesia menyatakan bahwa kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing individu. Dalam kehidupan, dikembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga dapat terbina kehidupan yang rukun dan damai.[6]

2.      Landasan Filosofis
Landasan adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan sesuatu, atau sering disebut dengan dasar-dasar. Sedangkan filosofi secara harfiah berarti “cinta akan kebijakan” (love of wisdom). Secara akademik, filsafat berarti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan komprehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia di dalamnya. Suatu cabang ilmu pengetahuan mengkaji satu bidang pengetahuan manusia, daerah cakupannya terbatas. Filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia, berusaha melihat segala yang ada sebagai suatu kesatuan yang menyuruh dan mencoba mengetahui kedudukan manusia didalamnya.
Dasar filosofis dalam pendidikan Islam harus berdasarkan pada wahyu Tuhan dan tuntunan Nabi Saw serta warisan para ulama. Filsafat pendidikan menurut Islam, yakni filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam atau yang di pahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya yaitu Al-Qur’an dan Hadits.[7]
Perumusan tujuan kurikulum sangat terkait erat dengan filsafat yang melandasinya. Jika kurikulum yang dikembangkan menggunakan dasar filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) sebagai pijakan utamanya maka tujuan kurikulum lebih banyak di arahkan pada pencapaian penguasaan materi dan cenderung menekankan pada upaya pengembangan aspek intelektual atau aspek kognitif. Apabila kurkulum yang diembangkan menggunakan filsafat progresivisme sebagai pijakan utamanya, maka tujuan pendidikan lebih diarahkan pada proses pengembangan dan aktualisasi diri peserta didik dan lebih berorientasi pada  upaya pengembangan aspek afektif.
Pengembangan kurikulum dengan menggunakan filsafat rekontruktivisme sebagai dasar utamanya, maka tujuan pendidikan banyak diarahkan pada upaya pemecahan masalah sosial yang krisial dan kemampuan bekerjasama. Sementara kurikulum yang dikembangkan dengan menggunakan dasar filosofi teknologi pendidikan dan teori pendidikan teknologis, maka tujuan pendidikan lebih di arahkan pada pencapaian kompetensi.[8]

3.      Landasan Psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu manusia, yaitu antara peserta didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang yang lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya, karena kondisi psikologisnya. Manusia berbeda dengan benda atau tanaman, karena benda atau tanaman tidak mempunyai aspek psikologis. Manusia juga lain dari binatang, karena kondisi psikologisnya jauh lebih tinggi tarafnya dan lebih kompleks dibandingkan dengan binatang. Berkat kemampuan-kemampuan psikologis yang lebih tinggi dan kompleks inilah sesungguhnya manusia lebih maju, lebih banyak memiliki kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan dibandingkan dengan binatang.
Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangannya, latar belakang social-budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Kondisi ini pun berbeda pula bergantung pada konteks, peranan, dan status individu diantara individu-individu yang lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi pendidiknya.
Jadi, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nana Syaodih Sukmadinata bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan, baik di dalam  merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan  metode pembelajaran serta teknik-teknik penilaian.
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.
Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.[9]

4.      Landasan Sosial-Budaya
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala sosial hubungan antar individu dengan individu, antar golongan, lembaga sosial yang disebut juga ilmu masyarakat. Didalam kehidupan sehari-hari anak selalu bergaul dengan lingkungan atau dunia sekitar. Dunia sekitar merupakan lingkungan hidup bagi manusia.[10] Pada dasarnya dunia sekitar manusia dapat digolongkan menjadi tiga bagian besar yaitu:
a.       Dunia alam kodrat.
b.      Sekitar benda-benda buatan manusia.
c.       Dunia sekitar masyarakat.
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya. Pendidikan merupakan proses sosialisasi dan pewarisan budaya dari generasi ke generasi selanjutnya dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia, baik sebagai individu, kelompok masyarakat, maupun dalam konteks yang lebih luas yaitu budaya bangsa. Oleh karena itu anak didik dihadapkan pada budaya, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya.
Pendidikan sebagai proses budaya adalah upaya membina dan mengembangkan daya cipta, karsa, dan rasa manusia menuju ke peradaban manusia yang lebih luas dan tinggi, yaitu manusia yang berbudaya. Semakin meningkatnya perkembangan sosial budaya manusia, akan menjadikan tuntutan hidup manusia semakin tinggi pula, untuk itu diperlukan kesiapan lembaga pendidikan dalam menjawab segala tantangan yang diakibatkan perkembangan kebudayaan tersebut. Oleh karena itu, sebagai antisipasinya lembaga pendidikan harus menyiapkan anak didik untuk hidup secara wajar sesuai dengan perkembangan sosial budaya masyarakatnya, untuk itu diperlukan inovasi-inovasi pendidikan terutama menyangkut kurikulum.
Kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini, dan bahkan harus dipersiapkan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi yang bakal terjadi, dan hal ini juga menjadi tugas dari seorang guru untuk dapat membina dan melaksanakan kurikulum, agar apa yang diberikan kepada anak didiknya berguna dan relevan dengan kehidupan dalam masyarakat.
Mendidik anak dengan baik hanya mungkin dilakukan jika kita memahami masyarakat tempat ia hidup, karena itu setiap pembina kurikulum harus senantiasa mempelajari keadaan, perkembangan, kegiatan, dan aspirasi masyarakat. Salah satu ciri masyarakat adalah perubahannya yang sangat cepat seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Perubahan-perubahan itu secara otomatis memberikan tugas yang lebih luas dan berat kepada lembaga pendidikan, karena anak yang saat ini memasuki sekolah dasar (SD) akan menghadapi dunia yang sangat berbeda dengan masyarakat 15 atau 20 tahun kedepan saat anak tersebut menyelesaikan studinya di universitas misalnya. Perubahan masyarakat mengharuskan kurikulum untuk senantiasa ditinjau kembali. Kurikulum yang baik pada suatu saat, bisa jadi sudah tidak lagi sesuai dalam keadaan yang sudah berubah. Sebagai contoh, dalam kehidupan bermayarakat, anak harus dididik untuk menghargai jasa orang lain, karena di zaman yang semakin maju manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, begitu pula dalam kehidupan berbangsa, setiap negara tidak bisa lepas dari ketergantungan dengan negara lain, untuk itu anak harus dididik dalam hubungan manusia dengan dunia internasional.
Alasan lain mengapa kurikulum harus berlandaskan sosial budaya adalah bahwa pengajaran akan mencapai hasil sebaik-baiknya bila didasarkan atas interaksi murid dengan sekitarnya. Apa yang dipelajari anak hendaknya hal-hal yang juga terdapat dalam masyarakat, karena itu berguna bagi kehidupan anak sehari-hari. Kurikulum itu seharusnya merupakan sesuatu yang hidup dan dinamis, mengikuti dan turut serta menentukan perkembangan masyarakat di lingkungan sekolah. Dan karena keadaan masyarakat di tiap daerah itu berbeda, maka hendaknya setiap sekolah di daerah diberi kebebasan pada batas tertentu untuk menentukan kurikulum sendiri menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya, dengan pertimbangan hal berikut:
a.       Keadaan fisis lingkungan (iklim, mata pencaharian, luas daerah, topografi daerah, keadaan tanah dan kekayaan alam).
b.      Penduduk (jumlahnya, mata pencahariannya, susunan penduduknya, dan latar belakang pendidikannya).
c.       Organisasi-organisasi masyarakat, manusia tidak hidup sendiri, tetapi membentuk kelompok dan organisasi yang mempunyai tujuan dan problem masing-masing.
Adapun cara menggunakan masyarakat dalam pelajaran adalah dengan hal-hal berikut:
1.      Karyawisata. murid-murid dapat dibawa ke luar kelas untuk mempeajari berbagai hal.
2.      Menggunakan orang sebagai sumber. dalam tiap masyarakat betapapun kecilnya pasti terdapat orang-orang yang mempunyai pengalaman, kecakapan atau pengetahuan yang khusus.
3.      Pengabdian masyarakat. murid diharapkan tidak hanya memperhatikan dan mempelajari, tetapi juga turut serta dalam usaha-usaha memperbaiki keadaan masyarakat.
4.      Pengalaman kerja dalam masyarakat.
Sedangkan tugas yang harus dihadapi oleh para pengembang kurikulum adalah:
a.       Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat seperti dirumuskan dalam undang-undang, peraturan, keputusn pemerintah, dan sebagainya.
b.      Menganalisis masyarakat tempat sekolah berada.
c.       Menganalisis syarat dan tuntutan terhadap tenaga kerja.
d.      Menginterpretasi kebutuhan individu dalam rangka kepentingan masyarakat.
Pada ahirnya keputusan yang akan diambil tentang kurikulum akan bergantung pada bagaimana para pengembang kurikulum memandang dunia tempat ia hidup, bereaksi terhadap berbagai kebutuhan yang dikemukakan oleh berbagai golongan masyarakat, dan juga oleh falsafah hidup dan pendidikannya.[11]

5.      Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah produk dari kebudayaan. Kebudayaan manusia yang terkait dengan ilmu dan teknologi pada saat ini telah mencapai tingkatan yang sangat tinggi.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal. Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidak pastian. Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia.
Perkembangan IPTEK, baik secara langsung maupun tidak langsung menuntut perkembangan pendidikan. Pengaruh langsung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah memberikan isi atau materi atau bahan yang akan disampaikan dalam pendidikan. Pengaruh tak langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat menimbulkan problem baru yang menuntut pemecahan dengan pengetahuan, kemampuan, keterampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia, dewasa ini banyak dihasilkan temuan-temuan baru dalam  berbagai bidang kehidupan manusia seperti kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, dan kehidupan lainnya.  Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bukan menjadi monopoli suatu bangsa atau kelompok tertentu.  Baik secara langsung maupun tidak langsung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut berpengaruh  pula terhadap pendidikan. Perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan timbal-balik dengan pendidikan. Industri dengan teknologi maju memproduksi berbagai macam alat-alat dan bahan yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan dan sekaligus menuntut sumber daya manusia yang handal untuk mengaplikasikannya.
Kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri seperti televisi, radio, video, komputer, dan peralatan lainnya. Penggunaan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, apalagi disaat perkembangan produk teknologi komunikasi yang semakin canggih, menuntut pengetahuan dan keterampilan serta kecakapan yang memadai  dari para  guru dan pelaksana program pendidikan lainnya. Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan system evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.[12]



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Landasan Kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, landasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Ada  empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu:
Landasan Teologis, adalah dasar yang ditetapkan nialai-nilai ilahi yang terdapat pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan nilai yang kebenarannya mutlak dan universal.
Landasan Filosofis, yaitu asumsi–asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Landasan Psikologis, adalah asumsi–asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan (Karakteristik perilaku / pola-pola perkembangan untuk menyesuaikan apa yang dididik dan bagaimana cara mendidik), dan (2) psikologi belajar (Perkembangan belajar melalui proses peniruan, pengingatan, latihan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, pemecahan masalah).
Landasan sosiologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi – asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.



DAFTAR PUSTAKA


Dakir. 2010. Perencanaan & Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Renika Cipta.
Nik Hariyanti. 2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta.